Senin, 23 Juli 2012
KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga Indonesia sebagai negara berkembang perlu mensejajarkan diri dengan negara-negara yang sudah maju tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam prosesbelajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Pendidik perlu memperhatikan betul kemampuan dan kreativitasnya dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Karena pada kenyataanya masih banyak pendidik yang belum dapat memaksimalkan penggunaan media ataupun teknologi yang ada, sehingga penggunaan dari media atau teknologi tersebut dalam pembelajaran dapat maksimal dan berguna sesuai dengan kecanggihan dari teknologi tersebut dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahamaan yang cukup tentang media pengajaran.
Salah satu teknologi canggih dan banyak digunakan saat ini dalam pendidikan adalah komputer. Dimana komputer menjadi media dan sumber belajar serta media interaksi siswa dengan guru dalam belajar. Penggunaan komputer dalam pembelajaraan banyak digunakan namun dalam penerapanya belum banyak guru yang memahami dan memanfaatkan teknologi tersebut dengan penuh atau optimal. komputer sebagai teknologi dan media pembelajaran interaktif guru dengan siswa, mampu menjadikan siswa lebih aktif, kreatif, belajar menyenangkan, tidak membosankan, dan meningkatkan minat belajar siswa. Sehingga diperlukan keberadaanya untuk lebih menunjang dalam pembentukan individu yang aktif, berwawasan dan mengikuti perkembangan jaman.
Sabtu, 30 Juni 2012
BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI VIDEO
Anda
mungkin sering mencoba belajar bahasa inggris lewat video, maksud saya nonton
video yang berbahasa inggris kan? Saya juga suka termasuk juga nonton
film di TV yang berbahasa Inggris. Agak sulit sih memang di awalnya, tapi kalau
rajin dilakukan maka lama kelamaan memang jadi enak. Memang enak video yang dibeli sendiri sih dibandingkan yang di TV karena kalo
video bahasa Inggris pribadi kan bisa diulang sesuka hati muternya.
Seorang teman saya memberikan tips jitu cara nonton video belajar bahasa Inggris, cara dia ini sering saya praktekkan. Manjur banget. Caranya begini: Tonton dulu video bahasa Inggris tersebut sampai mengerti benar bagaimana ceritanya. Kalau memang ada text bahasa Indonesianya lebih bagus lagi. Ulang-ulang deh nontonnya, agar cepat mengerti konsentrasikan pada textnya saja di tahap awal.
Nah,
kalau sudah mengerti jalan ceritanya maka coba tutup text terjemahan bahasa
Indonesianya itu. Biasanya kalau sudah mengerti duluan ceritanya maka
mengartikan bahasa inggrisnya menjadi lebih mudah. Pasti beda deh dengan nonton
pertama kali yang mana kita belum faham apa isi ceritanya. Lebih bagus lagi
cari video yang berbahasa inggris yang pemainnya juga cantik dan seksi atau
bagi cewek ya cari video yang pemainnya ganteng dan macho, agar semangat dan
terus tertarik untuk menonton.
Kalau
belum cukup mengerti, coba ulang nonton tanpa menutup textnya. Ulang saja 3
sampai 10 kali. Memang perlu rajin belajar bahasa inggris ini
loh!. Namanya juga usaha, belajar spt orang goblok tak mengapa kok, yang
penting kan pada akhirnya bisa, lancar dan mengerti seluruh percakan bahasa
inggris di video tersebut.
Coba
ulang-ulang kegiatan menonton seperti itu untuk video yang berbeda, dengan cara
yang hampir sama. Maka video selanjutnya akan jauh lebih mudah dimengerti.
Itulah yang pernah saya lakukan untuk belajar bahasa inggris dengan cara
menonton video. Cara ini bekerja efektif untuk saya, dan semoga juga bisa
bekerja efektif untuk Anda.
Rabu, 06 Juni 2012
METODE DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS
METODE DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS
1. Metode Langsung (Direct Method)
Direct artinya langsung. Direct method atau model langsung yaitu suatu cara mengajikan materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan dan lain-lain.
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir, dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih praktek langsunng mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula mengartikannya.
Demikian halnya kalau kita perhatikan seorang ibu mengajarkan basah kepada anak-anaknya langsung dengan mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat per kalimat dan anaknya menurutinya meskipun masih terihat lucu. Misalnya ibunya mengajar “Ayah” maka anak tersebut menyebut “Aah” dan seterusnya. Namun lama kelamaan si anak mengenali kata-kata itu dan akhirnya ia mengerti pula maksudnya
Pada prinsipnya metode langsung (direct method) ini sangat utama dalam mengajar bahasa asing, karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun pada mulanya terlihat sulit anak didik untuk menuirukannya, tapi adalah menarik bagi anak didik.
Ciri-ciri metode ini adalah :
Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat
Gramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu, dan siswa tidak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, tapi yang utam adalah siswa mampu mengucapkan bahasa secara baik
Dalam proses pengajaran senantiasa menggunakan alat bantu (alat peraga) baik berupa alat peraga langsung, tidak langsung (bnda tiruan) maupun peragaan melalui simbol-simbol atau gerakan-gerakan tertentu
Setelah masuk kelas, siswa atau anak didik benar-benar dikondisikan untuk menerima dan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dan dilarang menggunakan bahasa lain.
Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat
Gramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu, dan siswa tidak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, tapi yang utam adalah siswa mampu mengucapkan bahasa secara baik
Dalam proses pengajaran senantiasa menggunakan alat bantu (alat peraga) baik berupa alat peraga langsung, tidak langsung (bnda tiruan) maupun peragaan melalui simbol-simbol atau gerakan-gerakan tertentu
Setelah masuk kelas, siswa atau anak didik benar-benar dikondisikan untuk menerima dan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dan dilarang menggunakan bahasa lain.
Kebaikan metode langsung (Direct)
Metode langsung (direct) dilihat dari segi efektivitasnya memiliki keunggulan antara lain :
Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan
Karena metode ini biasanya guru mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, pensil, bangku, meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya.
Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio kaset, tape recorder, dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka metode ini menarik minat siswa, karena sudah merasa senang/tertarik, maka pelajaran terasa tidak sulit
Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya
Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan
Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan
Karena metode ini biasanya guru mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, pensil, bangku, meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya.
Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio kaset, tape recorder, dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka metode ini menarik minat siswa, karena sudah merasa senang/tertarik, maka pelajaran terasa tidak sulit
Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya
Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan
Kekurangan-kekurangan metode langsung (Direct)
Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa anak.
Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki bahan (perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti
Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik.
Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa anak.
Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki bahan (perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti
Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik.
Metode ini sebenarnya tepat sekali digunakan pada tingkat permulaan maupun atas karena si siswa merasa telah memiliki bahan untuk bercakap/cercicara dan tentu saja agar siswa betul-betul merasa tertantang untuk bercakap/berkomunikasi; maka sanksi-sanksi dapat ditetapkan bagi mereka yang menggunakan bahasa sehari-hari.
2. Metode Berlitz (Berlitz Method)
Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode langsung (Direct Method) yang selalu digunakan di sekolah-sekolah Berlitz sebagai metode utama.
Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode langsung (direct Method) ini dalam pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya dan bnyak lagi sekolah-sekolah lain di Amerika dan Eropa yang secara rutin menerapkan metode ini.
Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok dan paling berhasil untuk pengajaran bahasa asing agar lebih serasi dan mencapai kemampuan aktif berbahasa asing.
Karena itu metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah berlitz lebih banyak mempopulerkan pemakaian metode ini secara kontinu dan mereka ternyata memang berhasil sangat baik.
3. Metode Alami (Natural Method)
Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri
Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan.
Ciri Metode Natural ini antara lain :
Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca (reading) menulis atau (writing) terahir baru gramatika
Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh anak didik, kemudian memperkenalkan benda-benda mulai dari benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan mengenal luar negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah.
Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing
Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan
Kebaikan Metode Natural
Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca (reading) menulis atau (writing) terahir baru gramatika
Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh anak didik, kemudian memperkenalkan benda-benda mulai dari benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan mengenal luar negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah.
Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing
Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan
Kebaikan Metode Natural
Kebaikan metode ini antara lain :
Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendnegarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing
Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja
Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik
Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendnegarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing
Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja
Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik
Segi kekurangan metode ini antara lain :
Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat pemula, sehingga penggunaan/ pemakaian bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. Dengan demikian tujuan semua dari metode ini untuk membaca dan bercakap-cakap selalu dalam bahasa asing sulit diterapkan secara murni, tapi harus diterapkan secara konsekuen
Pada umumnya anak didik dan guru bersikap tradisional mengutamakan gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapan sesuatu hal yang salah secara alamiah yang amat perlu diubah
Pada umumnya pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah kita sangat terasa kekurangan macam-macam media/alat peraga yang diperlukan; yang seyogyanya para guru harus aktif membuatnya
Guru yang kurang memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor sulitnya diterapkan dan berhasil secara baik metode tersebut. Guru haruslah seorang yang aktif berbicara di dalam bahasa asing tersebut, barulah murid-muridnya akan mampu pula aktif di dalam belajar (praktek) bahasa.
Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat pemula, sehingga penggunaan/ pemakaian bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. Dengan demikian tujuan semua dari metode ini untuk membaca dan bercakap-cakap selalu dalam bahasa asing sulit diterapkan secara murni, tapi harus diterapkan secara konsekuen
Pada umumnya anak didik dan guru bersikap tradisional mengutamakan gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapan sesuatu hal yang salah secara alamiah yang amat perlu diubah
Pada umumnya pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah kita sangat terasa kekurangan macam-macam media/alat peraga yang diperlukan; yang seyogyanya para guru harus aktif membuatnya
Guru yang kurang memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor sulitnya diterapkan dan berhasil secara baik metode tersebut. Guru haruslah seorang yang aktif berbicara di dalam bahasa asing tersebut, barulah murid-muridnya akan mampu pula aktif di dalam belajar (praktek) bahasa.
4. Metode Percakapan (Conversation Method)
Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di kantor dan sebagainya; semakin lama semakin meluas dan beragam.
Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua barulah membaca/memahami tulisan atau buku.
Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif, berkomunikasi lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca dan memahami atau penguasaan pasif.
Oleh karena itu, metode utama dan pertama di dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing itu semestinya adalah Metode Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method dan Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode ini.
Di negara-negara maju seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini sebagai praktek utama ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids yang mencukupi dan serasi sehingga dalam waktu satu semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa bangsa yang dipelajari, belajar dan praktek selama 1 tahun telah langsung mampu menulis disertai di dalam bahasa asing tersebut.
Jadi disamping metodenya yang serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya punya kepabelitas tinggi, muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa keempat syarat tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun belajar bahasa asing.
5. Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)
Metode ini mengutamakan ear training dan speak training yaitu cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari.
Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan Reading diatas. Dimana mula-mula menurut metode ini pelajaran dimulai dengan latihan-latihan mendengar kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa asing. Kemudian disusul latihan-latihan membaca (reading and conversation).
Langkah-langkah pelaksanaan metode ini yang dapat dilakukan :
Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan berupa radio kaset/video, siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan cermat, serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan betul langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam bacaan
Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi bahan bacaan yang sempurna/berkelanjutan
Guru dapat menghentikan seri-seri tertentu jika seri pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai oleh anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada session/seri berikutnya
Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan yang sifatnya mula-mula sederhana, setelah itu menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulit
Untuk memperjelas ucapan dan percakapan, maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat peraga/media pengajaran
Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan latihan-latihan praktis membaca dan larihan bercakap-cakap pada masing-masing anak didik, dan jangan lupa guru dapat memberikn berbagai catatan-catatan khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat berupa dorongan (memberi motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh, rajin dan rutin tiap hari latihan (PR)
Kebaikan-kebaikan Metode Phonetic
Metode ini mengajarkan kemampuan membaca anak didik dengan lancar dan fasih sekaligus kemampuan percakapan, banyak latihan-latihan dialog dan menulis (dikte)
Siswa menyimak kesalahan bacaan dan percakapan dari guru atau teman sekelasnya, untuk kemudian diubah dan diperbaiki letak-letak kesalahannya itu
Kekurangan-kekurangan Metode Phonetic
Metode ini memerlukan kesungguhan dan keahlian (profesional) dari pihak guru. Disamping perencanaan dan waktu harus matang
Pada tingkat-tingkat pemula (pertama) metode ini masih sulit diterapkan, terutama bagi anak-anak yang belum memiliki bekal (basic) bahasa asing yang cukup memadai, sebab itu perlu memotivasi murid dan mengajar secara komunikatif
Kalau seri-seri pelajaran tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan penguasaan materi bagi siswa menjadi mengambang; misalnya materi pelajaran membaca diberikan sedikit, juga percakapan pun serba tanggung. Oleh sebab itu pengaturan waktu dan materi hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga keduanya dikuasai
Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan berupa radio kaset/video, siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan cermat, serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan betul langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam bacaan
Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi bahan bacaan yang sempurna/berkelanjutan
Guru dapat menghentikan seri-seri tertentu jika seri pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai oleh anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada session/seri berikutnya
Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan yang sifatnya mula-mula sederhana, setelah itu menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulit
Untuk memperjelas ucapan dan percakapan, maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat peraga/media pengajaran
Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan latihan-latihan praktis membaca dan larihan bercakap-cakap pada masing-masing anak didik, dan jangan lupa guru dapat memberikn berbagai catatan-catatan khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat berupa dorongan (memberi motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh, rajin dan rutin tiap hari latihan (PR)
Kebaikan-kebaikan Metode Phonetic
Metode ini mengajarkan kemampuan membaca anak didik dengan lancar dan fasih sekaligus kemampuan percakapan, banyak latihan-latihan dialog dan menulis (dikte)
Siswa menyimak kesalahan bacaan dan percakapan dari guru atau teman sekelasnya, untuk kemudian diubah dan diperbaiki letak-letak kesalahannya itu
Kekurangan-kekurangan Metode Phonetic
Metode ini memerlukan kesungguhan dan keahlian (profesional) dari pihak guru. Disamping perencanaan dan waktu harus matang
Pada tingkat-tingkat pemula (pertama) metode ini masih sulit diterapkan, terutama bagi anak-anak yang belum memiliki bekal (basic) bahasa asing yang cukup memadai, sebab itu perlu memotivasi murid dan mengajar secara komunikatif
Kalau seri-seri pelajaran tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan penguasaan materi bagi siswa menjadi mengambang; misalnya materi pelajaran membaca diberikan sedikit, juga percakapan pun serba tanggung. Oleh sebab itu pengaturan waktu dan materi hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga keduanya dikuasai
6. Metode Practice – Theory
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori. Perbandingan dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktek, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).
Jadi disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu berbahasa asing itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus diarahkan pada kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja.
Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa percakapan.
Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.
Kelebihan-kelebihan Metode Practice-Theory :
Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis dalam berbahasa asing
Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman
Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik
Paling sesuai dengan alamiah tujuan pengajaran bahasa : yang disebut berbahasa itu ialah berbicara, berkomunikasi lisan
Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis dalam berbahasa asing
Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman
Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik
Paling sesuai dengan alamiah tujuan pengajaran bahasa : yang disebut berbahasa itu ialah berbicara, berkomunikasi lisan
Kekurangan-kekurangan Metode Ptactice Theory
Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif berbahasa asing
Pada tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid
Pada umumnya kemampuan aplikatif bahasa asing anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar bahasa asing (Inggris/Arab)
Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode ini
Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif berbahasa asing
Pada tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid
Pada umumnya kemampuan aplikatif bahasa asing anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar bahasa asing (Inggris/Arab)
Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode ini
7. Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.
Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/ mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, maka guru mengulangi bacaan itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah ditetapkan/ditentukan.
Kebaikan Metode Reading/Membaca
Kebaikan Metode Reading/Membaca
Jika dibandingkan dengan metode-metode lain, maka metode ini memiliki segi kelebihan/kebaikan-kebaikan antara lain :
Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar
Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar
Tentu saja dengan pelajaranmembaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh
Kekurangan Metode Reasing/Membaca
Pada metode membaca ini, untuk tingkat-tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan, karena siswa masing sangat asing untuk membiasakan lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru oleh lidah siswa yang bukan dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.
Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran terlalu bersifat Verbalisme
Pengajaran sering terasa memboankan, terutama apabila guru yang mengajarkan tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suarapun kadang-kadang cukup menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran. Oleh karena metode ini memiliki segi kekurangan yang berarti, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berikut :
Hendaknya pokok-pokok materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang menarik hati bagi para siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka
Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran maka guru hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum dimengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan tersebut
Pada umumnya alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio tape/kaset, video dan alat-alat sejenisnya sangat membantu mempercepat/ memperlambat lidah/bacaan siswa. Disamping itu dengan alat peraga, pengajaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya bacaan berupa novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.
Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar
Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar
Tentu saja dengan pelajaranmembaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh
Kekurangan Metode Reasing/Membaca
Pada metode membaca ini, untuk tingkat-tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan, karena siswa masing sangat asing untuk membiasakan lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru oleh lidah siswa yang bukan dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.
Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran terlalu bersifat Verbalisme
Pengajaran sering terasa memboankan, terutama apabila guru yang mengajarkan tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suarapun kadang-kadang cukup menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran. Oleh karena metode ini memiliki segi kekurangan yang berarti, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berikut :
Hendaknya pokok-pokok materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang menarik hati bagi para siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka
Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran maka guru hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum dimengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan tersebut
Pada umumnya alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio tape/kaset, video dan alat-alat sejenisnya sangat membantu mempercepat/ memperlambat lidah/bacaan siswa. Disamping itu dengan alat peraga, pengajaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya bacaan berupa novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.
8. Metode Bicara Lisan (Oral Method)
Metode ini adalah hampir sama dengan metode phonetic dan reform method, tetapi pada orak method adalah menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penutuan dengan mulut. Melatih untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas
Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat bunyi, tidak kedengaran janggal. Latihan-latihan Sistem bunyi melalui bibir, melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf kerongkongan, huruf-huruf di ujung atau di pangkal lidah dan sebagainya
Latihan-latihan menyusun kata-kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya, semua dilakukan dengan mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking
Target yang hendak dicapai melalui metode ini ialah keammpuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berbicara lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa
Prinsip metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only about the language.
9. Metode Praktek Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)
Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara praktek langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang dimaksud oleh pola kalimat tersebut.
Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang mudah, secara berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang sederhana sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan, melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat tersebut sampai membudaya.
Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang mengusai dua bahasa atau lebih sampai dihayati), yakni bahasa asing yang diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang sebenar-benarnya. Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata yang sama, cara-cara pengucapan sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill atau bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi atau cerita. Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-pola kalimat sampai benar-benar memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir menyusun kalimat sendiri.
Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening untuk mencapai kepekaan pendengaran (Listening, dll).
Seterusnya latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk kelancaran berbicara, reading drill untuk mencapai bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni latihan-latihan menulis secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam menulis ejaan atau huruf. Latihan-latihan listening, speaking, reading and writing ini amat diperlukan mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab.
Metode ini seperti yang dipraktekkan pada buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara lain English 900, English 901 dan sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan alamiah pengajaran bahasa asing.
Minggu, 03 Juni 2012
TIPS MUDAH MENGHAFAL KOSAKATA DALAM BAHASA INGGRIS
Belajar bahasa inggris adalah pelajaran yang mudah apabila kita sudah mengenalnya, lalu, berapa kata dalam bahasa inggris yang harus kita pelajari dalam sehari?
Agar metode belajar lebih mudah dan praktis, sebaiknya kamu mulai menghafal sepuluh kata perhari, tidak sulit bukan? coba dan terus coba hingga kamu mudah menghafal sesuai dengan kemampuan kamu. Jadi mengapa anda tidak menggunakan waktu luang kamu untuk menghafal kosakata bahasa inggris kamu?
TIPS MENGHAFAL :
1. Tips Menghafal adjective ( kata sifat )
Agar kamu mudah menghafalkan kata sifat, hal yang harus kamu ingat adalah lawan kata. Misalnya kamu menghafal kata " beautiful" lawan katanya adalah " bed". mudah bukan? cantik lawan katanya jelek, kaya lawan katanya miskin. dengan begitu kamu akan memudahkan kamu menghafal. Cari 5 kata dan5 kata lagi sebagai lawan katanya.
2. Tips Menghafal Verb ( kata kerja )
Agar mempermudah kamu menghafal kata kerja dalam bahasa inggris, mulailah dengan menghafalkan kegiatan atau pekerjaan yang kamu lakukan sehari-hari atau kegiatan yang ada di sekitarmu.
3. Tips Menghafal Noun ( kata benda )
Untuk mempermudah kamu menghafalkan noun, mulailah dari isi kamar tidur, dapur, ruang tamu, halaman, sekolah.dll
Tips di atas akan sangat membantu kamu apabila kamu melakukannya dengan sungguh-sungguh. Mulailah menghafal 10 kata dalam sehari. Kamu bisa membuka kamus untuk mempermudah dalam mempelajarinya.
Agar metode belajar lebih mudah dan praktis, sebaiknya kamu mulai menghafal sepuluh kata perhari, tidak sulit bukan? coba dan terus coba hingga kamu mudah menghafal sesuai dengan kemampuan kamu. Jadi mengapa anda tidak menggunakan waktu luang kamu untuk menghafal kosakata bahasa inggris kamu?
TIPS MENGHAFAL :
1. Tips Menghafal adjective ( kata sifat )
Agar kamu mudah menghafalkan kata sifat, hal yang harus kamu ingat adalah lawan kata. Misalnya kamu menghafal kata " beautiful" lawan katanya adalah " bed". mudah bukan? cantik lawan katanya jelek, kaya lawan katanya miskin. dengan begitu kamu akan memudahkan kamu menghafal. Cari 5 kata dan5 kata lagi sebagai lawan katanya.
2. Tips Menghafal Verb ( kata kerja )
Agar mempermudah kamu menghafal kata kerja dalam bahasa inggris, mulailah dengan menghafalkan kegiatan atau pekerjaan yang kamu lakukan sehari-hari atau kegiatan yang ada di sekitarmu.
3. Tips Menghafal Noun ( kata benda )
Untuk mempermudah kamu menghafalkan noun, mulailah dari isi kamar tidur, dapur, ruang tamu, halaman, sekolah.dll
Tips di atas akan sangat membantu kamu apabila kamu melakukannya dengan sungguh-sungguh. Mulailah menghafal 10 kata dalam sehari. Kamu bisa membuka kamus untuk mempermudah dalam mempelajarinya.
Senin, 21 Mei 2012
TABLE OF ENGLISH TENSES
tense | Affirmative/Negative/Question | Use | Signal Words |
---|---|---|---|
Simple Present | A: He speaks. N: He does not speak. Q: Does he speak? |
| always, every …, never, normally, often, seldom, sometimes, usually if sentences type I (If Italk, …) |
Present Progressive | A: He is speaking. N: He is not speaking. Q: Is he speaking? |
| at the moment, just, just now, Listen!, Look!, now, right now |
Simple Past | A: He spoke. N: He did not speak. Q: Did he speak? |
| yesterday, 2 minutes ago, in 1990, the other day, last Friday if sentence type II (If Italked, …) |
Past Progressive | A: He was speaking. N: He was not speaking. Q: Was he speaking? |
| when, while, as long as |
Present Perfect Simple | A: He has spoken. N: He has not spoken. Q: Has he spoken? |
| already, ever, just, never, not yet, so far, till now, up to now |
Present Perfect Progressive | A: He has been speaking. N: He has not been speaking. Q: Has he been speaking? |
| all day, for 4 years, since 1993, how long?, the whole week |
Past Perfect Simple | A: He had spoken. N: He had not spoken. Q: Had he spoken? |
| already, just, never, not yet, once, until that day if sentence type III (If Ihad talked, …) |
Past Perfect Progressive | A: He had been speaking. N: He had not been speaking. Q: Had he been speaking? |
| for, since, the whole day, all day |
Future I Simple | A: He will speak. N: He will not speak. Q: Will he speak? |
| in a year, next …, tomorrow If-Satz Typ I (If you ask her, she will help you.) assumption: I think, probably, perhaps |
Future I Simple
(going to)
| A: He is going to speak. N: He is not going to speak. Q: Is he going to speak? |
| in one year, next week, tomorrow |
Future I Progressive | A: He will be speaking. N: He will not be speaking. Q: Will he be speaking? |
| in one year, next week, tomorrow |
Future II Simple | A: He will have spoken. N: He will not have spoken. Q: Will he have spoken? |
| by Monday, in a week |
Future II Progressive | A: He will have been speaking. N: He will not have been speaking. Q: Will he have been speaking? |
| for …, the last couple of hours, all day long |
Conditional I Simple | A: He would speak. N: He would not speak. Q: Would he speak? |
| if sentences type II (If I were you, I would go home.) |
Conditional I Progressive | A: He would be speaking. N: He would not be speaking. Q: Would he be speaking? |
| |
Conditional II Simple | A: He would have spoken. N: He would not have spoken. Q: Would he have spoken? |
| if sentences type III (If I had seen that, Iwould have helped.) |
Conditional II Progressive | A: He would have been speaking. N: He would not have been speaking. Q: Would he have been speaking? |
|
TEKNIK MENGAJAR YANG EFEKTIF
Seorang guru/instruktur/dosen harus
memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya, bila
tidak… maka yang terjadi adalah siswa/mahasiswa akan kurang faham, tidak
menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan anda sendiri sebagai pengajar
tidak disukai. Tidak pelit nilai mungkin hal yang bijak sebagai seorang
pengajar dan tentunya anda akan menjadi pengajar favorit dikelas, tetapi hal
ini tidak mendidik dan merugikan siswa yang anda didik. Berikut ini ada
beberapa tips yang biasa saya lakukan bila menyampaikan materi dikelas :
Sebelum Menyampaikan Materi :
- Pelajarilah kembali materi yang akan disampaikan dan
buatlah rangkuman atau point-point penting pada materi tersebut, karena
mungkin anda banyak mengajar mata pelajaran lainnya maka terkadang sudah
agak lupa dengan materi ini sehingga perlu dipelajari lagi agar lebih
siap.
- Buatlah diktat atau rangkuman yang dapat di fotocopy
atau disalin oleh siswa, sehingga kita tidak perlu merujuk banyak buku
kepada siswa. Hal ini juga memudahkan siswa sehingga ia tidak perlu banyak
membeli buku. Apabila mata pelajarannya eksak/hitungan, buatlah rangkuman
rumus kepada siswa.
- Siapkan soal-soal latihan sebanyak-banyaknya dan dibagi
menjadi kategori ringan, sedang, dan susah. Rangkum semua soal tersebut
dalam satu buku atau file dan buat memo disetiap soal tersebut… memo ini
dibuat agar anda tahu kapan anda pernah memberikannya kepada siswa dan
pada kelas berapa, sehingga soal yang sudah diberikan tidak disampaikan
lagi pada pertemuan berikutnya.
- Milikilah absen siswa anda, dan buatlah tabel nilai dan
presentase kemajuan siswa. Hal ini berguna agar anda dapat mengetahui
apakah materi anda telah diserap dengan baik oleh siswa dan siswa mana
yang perlu anda bimbing lebih ekstra agar nilainya tidak jatuh.
Saat di Kelas :
- Buatlah suasana yang menarik dan tidak membosankan,
untuk itu anda harus banyak latihan agar cara berbicara, sikap, dan metode
ajar anda dapat diterima dengan baik oleh siswa. Menjadi guru yang garang
dan terlalu disiplin terkadang akan membentuk siswa yang keras juga, untuk
itu buatlah siswa takut karena hormat kepada anda dan bukan takut karena
hukuman anda. Pernah ada siswa yang sangat nakal, namun ia justru malu dan
takut dengan salah satu guru yang sangat dihormatinya. Berikan perhatian
anda dengan penuh kasih sayang, bukan mencari kesalahan mereka..
- Buatlah quiz di awal dan akhir penyampaian materi, bila
waktu tidak memungkinkan lakukan hanya di akhir materi bukan diawalnya…
hal ini dapat menjadi indikator apakah materi yang telah disampaikan sudah
diterima dengan baik oleh siswa. Saya banyak mengalami quiz dilakukan
hanya di awal materi, hal ini hanya membuang waktu dan tidak efisien
karena secara logika tentunya siswa belum mengetahui materi yang akan
disampaikan. Kalo soal quiznya materi hari kemaren itu namanya ulangan…
jadi perlu bedakan antara quiz dengan ulangan yach…
- Sampaikan materi dengan menyampaikan point-point
pentingnya saja, jangan terlalu banyak bertele-tele atau terlalu banyak
bercerita yang bukan dalam ruang lingkup materi anda. Untuk materi eksak,
perbanyaklah contoh soal… sampaikan perlahan dan buat agar siswa juga
sama2 ikut berfikir.
- Lakukan sistem ajar yang lebih interaktif berupa tanya
jawab, pancinglah siswa agar banyak bertanya. Selain itu ada juga perlunya
anda bersenda gurau disela-sela penyampaian materi agar tidak terlalu
tegang.
- Pekerjaan Rumah (PR) dapat anda berikan setiap akhir
penyampaian materi, namun bila ternyata itu tidak efektif misalnya banyak
yang tidak mengerjakan atau ternyata banyak yang saling mencontek
pekerjaan teman2nya sebaiknya metode PR nya anda ubah misal dengan beda
soal tiap siswa atau cara lainnya.
- Anda perlu melakukan evaluasi terhadap cara anda
mengajar, ini bisa dilakukan dengan memberikan questioner pada siswa
terhadap cara mengajar anda.
- Anda juga dapat melakukan quiz interaktif, yaitu dengan
membaca soal satu persatu dan mahasiswa langsung menjawab.. anda berikan
waktu yang terbatas untuk menjawab soal tersebut. Misal bacakan soal no. 1
kemudian langsung dijawab oleh siswa, setelah itu bacakan soal no.2
kemudian siswa menjawab, demikian seterusnya… metode ini membuat siswa
berfikir cepat dan tidak dapat mencontek.
Selamat mengabdi, didiklah anak kita
untuk kemajuan bangsa dimasa yang akan datang… Semoga Bermanfaat.
Selasa, 15 Mei 2012
MANFAAT FLASH CARDS DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pernah dengar istilah FLASH
CARDS? Kartu cepat? Atau kartu kilat? Mungkin bisa juga diartikan
demikian karena mempergunakan kartu ini dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)
akan mempermudah atau mempercepat pemahaman siswa.Penggunaan flash cards dalam belajar tidak hanya berlaku bagi
young learners, media ini juga bermanfaat bagi older learners.
Teori multiple
intelligence yang dikemukakan oleh Howard Gardener
mengingatkan para guru tentang siswa yang memiliki tipe belajar yang berbeda.
Penelitian yang diadakan oleh Gardener mengindikasikan bahwa dalam PBM, guru
idealnya bisa mengakomodir tipe-tipe yang berbeda tersebut.
Untuk siswa pada usia
membaca, flash cards bisa digunakan berdampingan dengan word cards.
Word cards adalah kartu sederhana yang menampilkan tulisan saja, dan sebaiknya
diperkenalkan setelah menunjukkan pictorial cards (kartu
bergambar) sehingga tidak mempengaruhi pronunciation (pelafalan).
Flash cards adalah
media yang sederhana namun sangat bermanfaat untuk menampilkan dan melatih kosa
kata (vocabulary). Mau aktifitas tambahan? Kita bisa mengajak siswa membuat
flash cards mereka sendiri, yang nantinya bisa dibawa pulang ke rumah untuk berlatih
sendiri ataupun bersama orang tua dan saudara.
Flash cards adalah
media yang tepat untuk membantu siswa/anak mengingat dan mempelajari informasi
baru. Kartu ini mudah dibuat dan digunakan. Sebagian besar anak-anak adalah visual
learners dan kartu bergambar dengan warna-warna menarik bisa
sangat bermanfaat untuk mengajar mereka.
Flash cards seringkali
digunakan dalam pengajaran Bahasa Inggris dan pengenalan konsep matematika.
Tapi bukan berarti tidak bisa digunakan dalam bidang yang lain. Bidang study apapun
bisa memanfaatkan media ini, bahkan ibu dan bapak yang sudah mempunyai anak
bisa membuat sendiri kartu ini dan menggunakannya untuk mengajarkan atau
memperkenalkan berbagi konsep. Flash cards bisa digunakan untuk menciptakan
memory games, review quizzes (pengulangan pelajaran di sekolah), guessing games
(tebak-tebakan), bahkan untuk memperkenalkan topic diskusi.
Dimana bisa
mendapatkan flash cards ini? Bisa dibeli di toko, download dari internet, dan
kalau mau lebih bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan bisa membuat sendiri
baik itu menggunakan computer, menggunting gambar dari majalah atau Koran,
sampai dengan menggambar sendiri. Dibawah ini contoh flashcards yang bisa
didownload dari berbagai situs berbasih pengajaran bahasa Inggris yang ada di
internet. Memang jauh lebih bagus dan full color. Kalau nggak mau repot ini
adalah pilihan terbaik dan cuma modal printer warna dan ongkos laminting.
Ingin flash cards yang
anda buat bertahan lebih lama sehingga bisa dipakai berulang kali? Buatlah
dengan kertas yang agak tebal dan kemudian di laminating. Ingat, kalau akan
menggunakannya untuk balita atau anak kecil, jangan lupa menggunting
ujung-ujungnya yang tajam agar tak melukai anak atau murid anda. Selamat
mencoba dan berkreasi dengan flash cards.
Senin, 30 April 2012
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET
Menurut
Fryer dalam makalah Strategy for effective Elementary Technology Integration
Media pembelajaran berbasis internet diperlukan dalam mendekatkan mahasiswa
teknologi pendidikan pada media berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
tidak dengan memperoleh mata kuliah tentang teknologi komunikasi dan informasi,
tapi mengintegrasikan konsep teknologi informasi dalam proses pembelajaran,
termasuk dalam media pembelajaran. Dengan adanya perkembangan dalam dunia
media, bentuk dan fungsi media pun telah berkembang terus. Perkembangan dalam
dunia media yang paling mencengangkan adalah dalam dunia elektronik, yakni
komputer. Perkembangan selanjutnya adalah ketika komputer – komputer tersebut
disatukan dalam suatu sistem sehingga dapat berkomunikasi satu sama lain. Hal
ini yang kita sebut dengan internet. Mari kita lihat bagaimana internet
tebentuk.
Sejarah Internet
Asal internet bermula ketika negara Rusia pada tahun 1957 (kala
itu bernama USSR, Union of Soviet Socialist Republics) meluncurkan satelit
buatan bernama Sputnik. Amerika Serikat menyadari akan kemungkinan Rusia untuk
mengirimkan rudal nuklir dari satelite tersebut. Karenanya, Amerika membentuk
ARPA (Advance Research Projects Agency) untuk membuat sebuah teknologi dalam
menangkal kemungkinan serangan rudal dari rusia.
Pada tahun 1962 the RAND Corporation ditugaskan oleh U.S. Air
Force untuk membuat sebuah teknologi baru dalam komunikasi, konsep teknologi
komunikasi ini adalah; pesan harus dibuat dalam bentuk paket digital, masing –
masing paket tersebut haruslah dapat dikirimkan secara mandiri, jika paket
pesan gagal dikirimkan ke tujuannya, maka pengirim harus tahu akan hal ini,
paket pesan harus bisa di kirimkan kembali ke tujuan yang lain. Tahun 1972
ARPANET berubah nama menjadi DARPA (Devence Advance Research Projects Agency)
dan tahun 1975 berubah lagi menjadi DARPANET karena saat itu DARPA juga
difungsikan untuk publik sebagai bisnis jaringan.
Tahun 1983 peneliti dari Winconsin membuat DNS (domain name
system) agar dapat dengan mudah mengingat alamat komputer daripada mengingat
alamat Internet Protocol (IP) yang digunakan untuk penamaan alamat komputer.
Dengan teknologi DNS ini, maka untuk pertama kalinya sebuah komputer dengan
alamat Internet Protocol (IP) 144.163.21.141 diubah menjadi my.cool.unix.box
dan dapat diakses oleh pengguna internet lainnya.
Tahun 1984, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu
DARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya mempunyai
hubungan sehingga komunikasi antaar jaringan tetap dapat dilakukan. Pada
mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tapi lama-kelamaan
disebut sebagai Internet saja.
Di tahun yang sama lahir National Science Foundation Network
(NSFNET), yang menghubungkan para periset di seluruh negeri dengan 5 buah pusat
super komputer.
Jaringan ini kemudian berkembang untuk menghubungkan berbagai
jaringan akademis lainnya yang terdiri atas universitas dan
konsorsium-konsorsium riset. NSFNET mulai menggantikan ARPANET sebagai jaringan
riset utama di Amerika. Pada bulan Maret 1990 ARPANET secara resmi dibubarkan.
Pada saat NSFNET dibangun, berbagai jaringan internasional didirikan dan
dihubungkan ke NSFNET.
Australia, negara-negara Skandinavia, Inggris, Perancis, jerman,
Kanada dan Jepang segera bergabung. Pada saat ini Internet terdiri atas lebih
dari 15.000 jaringan yang mengelilingi dunia (70 negara di 7 benua). Sekitar 25
juta orang dapat saling mengirimkan pesan melalui Internet dan
jaringan-jaringan lain terhubung dengannya. Pemakaiannya sudah bukan murni
untuk riset saja, tetapi mencakup kegiatan sosial, komersial (melalui jaringan
antar komersial bernama CIX), budaya dan lain-lain.
Sistem yang sangat besar tersebut (internet) segera menyita
perhatian banyak orang berkaitan dengan kemudahan dan kecepatannya dalam
berkomunikasi, terutama untuk jarak jauh. Pesan yang biasanya dikirimkan dalam
hitungan hari, dengan internet dapat di percepat dengan hanya hitungan jam atau
bahkan menit. Kemudian internet segera menjadi kebutuhan, sehingga membuat
banyak orang ingin mengembangkan bagian dari sistem internet. Adalah website
yang kemudian banyak di buat oleh banyak orang. Pada perkembangan selanjutnya
Website menjadi wadah “aktualisasi diri” seiring kemudahan yang ditawarkan
dalam membuatnya, sehingga kemudian muncul Website Personal (individu).
Kemudian pada bulan januari 1994, Justin Hall membuat website
pribadinya bernama Justin’s Home Page yang kemudian berubah menjadi Links from
the Underground sehingga menjadi bentuk blog seperti yang kita kenal sekarang,
yakni kumpulan alamat website disertai dengan komentar. 1 Selanjutnya pada
bulan Juli 1999 Pitas membuat sebuah website untuk melayani pembuatan blog
secara online . Langkah ini kemudian diikuti oleh Pyra yang membuat website
blogger dan Groksoup. Setelah itu semakin banyak bermunculan penyedia layanan
pembuatan blog (weblog tools) secara online dan gratis, sehingga media blog
semakin terus berkembang.
Hingga saat ini penyedia layanan weblog di Internet terus
bermunculan, baik yang gratis maupun yang harus membayar biaya berlangganannya.
Diantara website-website penyedia layanan weblog gratis yang terkenal adalah
http://www.blogger.com, http://www.blogdrive.com,http://www.blog-city.com,
http://www.tblog.com, http://www.mblog.com,
http://www.blog.boleh.com,http://www.goblogmedia.com, dan Blog M3-Access
Saat ini blog sudah menjadi trend dalam masyarakat digital,
termasuk dalam pendidikan. Kemungkinan penerapan blog sebagai media
pembelajaran dapat diungkapkan dalam uraian berikut.
Blog sebagai media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur penting dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih
efektif dan efisien. Media pembelajaran tentunya harus relevan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai kelak, serta diharapkan dapat membangkitkan
minat mahasiswa untuk mencari, mengamati dan memecahkan masalah yang
dihadapinya. Dalam memilih media pembelajaran tentu ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Ketepatan media yang digunakan dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan karakteristik sasaran
3. Kemudahan memperoleh media
4. Media harus meningkatkan sistematika istruksional
5. Hemat Biaya
Sedangkan dalam media interaktif Thorn mengajukan enam kriteria
penilaian, yakni kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi.
Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa
tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan
kognisi, kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi.
Kedua kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program itu
sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar
atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana media harus
mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk
menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka
estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir
adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan
pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang
selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.
Dengan berkembangnya teknologi dalam pendidikan, maka semakin
beragam yang digunakan untuk pembelajaran. Pembelajar tidak lagi menggunakan
media konvensional sebagai satu-satunya media yang ada.
Banyak sekali media pembelajaran yang terdapat di lingkungan
yang bisa diperoleh kapan saja dan dapat dibuat. Salah satunya adalah blog.
Blog pendidikan yang berisikan artikel-artikel yang ditulis oleh pemiliknya
dapat menjadi media pembelajaran yang efektif.
Ayo, siapa lagi yang mau buat blog?!
Langganan:
Postingan (Atom)